Blog Himpunan Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA UNP Save Street Child: Menebar Kasih Dengan Anak Jalanan - HMJ Biologi UNP
Headlines News :
Home » , , , , , , » Save Street Child: Menebar Kasih Dengan Anak Jalanan

Save Street Child: Menebar Kasih Dengan Anak Jalanan


Dua minggu yang lalu, saya dengan teman saya mengunjungi salah satu basecamp dari sebuah organisasi non-profit, bernama Save Street Child (SSC) yang berlokasi di daerah Depok. Bagi kompasianer yang pernah datang ke acara Kompasianival 2012 kemarin, saya rasa pernah dengar atau bahkan mengunjungi stand organisasi ini. Waktu itu saya kesana dalam rangka mengantar teman saya itu yang ingin menjalin sebuah kerjasama dengan SSC. Dari namanya, Save Street Child, pastinya sebuah organisasi yang berkaitan dengan anak-anak. Lebih spesifiknya lagi, menyelamatkan juga melindungi anak-anak jalanan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak.

Sampai akhirnya kami mengunjungi sebuah rumah kecil, di sebuah gang yang juga sempit, dan agak masuk kedalam, terdapat anak-anak kecil yang sedang main-main sepak bola. Kami turun dari mobil dan menyapa mereka. Ada raut kebahagiaan dalam wajah mereka juga keceriaan khas anak kecil meski hidup dalam keadaan yang super sederhana. Kami disambut oleh beberapa anggota SSC yang saat itu sedang berada di basecamp. Didalamnya terdapat anak-anak yang sedang belajar juga bersama dibimbing oleh kakak dari SSC. Kami disuguhi teh manis hangat, sambil membicarakan agenda yang ingin kami sampaikan.
Ditengah-tengah perbincangan, saya dimiriskan oleh cerita-cerita yang diceritakan oleh mereka. Tentang anak-anak, yang dimanfaatkan orang tuanya, tentang anak-anak yang diabaikan oleh orangtuanya. Jadi begini, banyak diantara mereka yang dimanfaatkan orangtuanya untuk mencari uang. Bapaknya ongkang-ongkang kaki di rumah, Ibu dan anaknya yang bekerja. Malah ada juga yang Ibu dan Bapaknya santai-santai, anaknya yang kerja. Pendapatan per hari dari mereka ngamen keliling di jalanan cukup lumayan. Dan kehidupan mereka yang seperti itu, membuat banyak diantara mereka yang pada akhirnya ‘lepas’ lagi dari genggaman SSC, dan mereka memutuskan untuk turun lagi ke jalan. Ya, apa yang ada di otak mereka cuman satu, cari uang. Padahal, dalam rangkulan kakak-kakak SSC, mereka bisa makan sehat, tidur di bawah atap, mendapatkan pendidikan yang bermanfaat, juga kasih sayang. Mereka enggak mesti bekerja keras dibawah sinar matahari terik, untuk itu. Tapi ya itu tadi, kehidupan mereka yang cukup keras membuat yang ada dalam otak mereka cuman..cari uang.

Lebih mirisnya lagi, saya diceritakan bahwa ada seorang anak, rumahnya sangat dekat dari basecamp SSC itu sendiri. Satu RT. Orangtuanya masih lengkap, Ibunya ada, Bapaknya juga ada. Punya adik tiga. Tapi, orang tua mereka sama sekali enggak mengurus mereka. Sekolah dan makan juga tidak. Nihil. Anak-anaknya jadi enggak mau pulang ke rumahnya, bahkan membenci orangtuanya sendiri. Sedih sekali. Itu yang saya benci. Orangtua yang tidak peduli dengan anaknya. Kalau enggak ingin punya anak, ya jangan bikin anak. Ya tohh? Aduh.. *elus-elus dada*. Detik itu juga, saya merasa beruntung sekali memiliki orang tua yang sangat peduli dengan saya. Mendapatkan pendidikan yang layak, kehidupan yang layak, cinta dan kasih sayang… Yang saya sendiri sering lupa untuk mengucap syukur yang tak terhingga atas karunia yang Tuhan berikan kepada saya.
13691234051125170937
Mengajar di daerah Pondok Cina (dok: SSC)


Salut sekali untuk mereka, anak-anak SSC yang tulus mengabdikan diri mereka untuk anak-anak itu. Bukan Cuma dengan kata-kata, tapi benar-benar dalam bentuk tindakan nyata. Mengajar di stasiun kereta api, mengajar di pinggir jalan, berbagi kebahagiaan dengan anak-anak jalanan dan anak-anak lainnya yang kurang beruntung, indah sekali. Enggak semua orang dianugerahi jiwa seperti itu. Saya jadi ingat, ketika saya berkunjung kesana, anak-anak itu semuanya memiliki semangat yang luar biasa. Saya bertanya, “kamu mau jadi apa nanti?”, lalu mereka jawab, “ingin jadi orang sukses”. Saya ingat jelas muka antusias mereka memperlihatkan kepada saya bahwa mereka sudah bisa membaca juga berhitung. Ada satu momen kocak dimana saya dan teman saya itu meminta mereka untuk request sebuah lagu, dan teman saya itu yang main gitar. Mereka bilang, “Hm, mau lagu Tegar kak!”. Hah, lagu Tegar. Teger nya Rossa? Masa sih. Ternyata, lagu Tegar yang anak jalanan yang sekarang sudah jadi orang sukses. Hahaha. Pertemuan di tutup dengan lagu Laskar Pelanginya Nidji. Terus semangat untuk teman-teman SSC ya! See you all, very soon.

Salam,

Dipublikasikan Oleh :

Terimakasih telah membaca artikel tentang Save Street Child: Menebar Kasih Dengan Anak Jalanan Oleh Admin, Anda diperbolehkan mengcopy-paste atau menyebar-luaskan artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya :
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Jadwal Pelayanan Akademik UNP

Jadwal Pelayanan Akademik UNP
Klik Untuk Info Lengkapnya

Fanspage Resmi Lomba Biologi 2014

Jangan Lupa Kalo Memang Suka Like Aja !!!

×

Powered By My Blog and Blogger Tutorials

Created by: twitter website widget

Terjemahkan

Profil UNP



 
Support : bio-unp | bio-unp | Biologi UNP
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2012. HMJ Biologi UNP - All Rights Reserved
Template Design by Bio UNP Published by bio-unp