Saat kau berjalan di pagi hari yang
tenang, mereka yang berkemeja rapi telah benar-benar siap di setiap lokal,
bersabar menunggu ilmu yang sebentar lagi akan mengetuk pintu dan membawa
mereka lelah berpikir hingga akhir beban sks yang ada. Tapi, tak sepatah kata ‘berhenti’
yang mereka lontarkan, bahkan tak jenuh untuk datang pada pertemuan selanjutnya
dengan tiket masuk setumpuk tugas yang harus diselesaikan tepat waktu. Mereka
yang akan berjalan ke gedung bernama Perpustakaan untuk kembali mendapatkan
jatah 24 sks yang hanya akan di peroleh melalui IPK yang menggembirakan jika
ditanya berapa. Mereka adalah kita, yang akan terus berkata “Aku tidak apa-apa”
saat waktu makan terlewati hanya karena tugas yang belum akan selesai dua
sampai tiga hari kedepan. Ilmu bukan untuk mempersulit hidup kita bukan ? ilmu itu sederhana, nikmatilah. Kita yang lupa,
selama masih ada kesempatan untuk dapat berbagi dengan lingkungan, perbanyaklah
tersenyum dengan sesama, berilah perhatian tanda bahwa kita akan sangat
memerlukan mereka di masa depan. Luangkanlah waktu untuk bersahabat. Selama
kita bisa, pedulilah.
Kemudian berbeloklah ke jalur yang
lain. Kau akan melihat mereka dengan wajah penuh kesan. Bertindak penuh
kebijakan dan perhitungan, bergerak hanya jika ada rencana bersama. Mereka
adalah para penggerak ORMAWA, lingkaran hitam pada mata mereka adalah tanda
bahwa mereka telah terlalu larut pulang ke rumah karena tuntutan rapat berbagai
acara, tanda bahwa proposal yang mereka rancang semalaman belum mendapat tanda
tangan atasan, persetujuan yang masih mengambang. Mereka adalah pejuang
aspirasi mahasiswa, sekelompok orang yang akan sangat frontal saat berdebat,
berwawasan luas dan memiliki jaringan di segala bidang. Teman, mereka adalah
kita. Kita yang sibuk. Terlalu sibuk bahkan hanya untuk menelpon orang tua di
rumah karena deadline yang bahkan
sudah di depan mata. Terlalu sibuk untuk mengerjakan beberapa lembar tugas
kuliah yang sudah mengantri untuk di jamah. Kita yang mungkin telah lalai,
melupakan kewajiban yang harusnya dipenuhi. Kewajiban pengabdian akademis,
bentuk tanggung jawab terhadap mereka yang menunggu penuh harap saat kita
memakai jubah hitam dan toga. Keadilan dalam bersikaplah yang paling
terpenting. Kita yang bergelar akitivis tentu tidak akan pernah melalaikan
kewajiban utama sebelum berkoar tentang lalainya seorang pejabat saat
mengerjakan tugas negara.
Lelah kah berjalan? Maka berhentilah
pada tempat dimana kau akan melihat mereka yang penuh pesona dengan segala
kegiatan menyenangkan. Mereka yang benar-benar berjiwa muda, hanyut dalam
nostalgia masa remaja yang hampir akan berakhir satu atau dua tahun lagi.
Mereka yang mencinta. Mereka adalah kita. Kita yang hanya sibuk berurusan
dengan hal-hal runyam yang bahkan tidak baik untuk kesehatan. Pergaulan yang
bahkan kita ikuti, benar-benar mengubah segala pandangan sederhana. Kita yang
selalu berusaha tampil menarik, mempertahankan pujian sebagai mahasiswa
terkeren. Bukan itu tujuan kita saat bertarung melawan ribuan orang untuk duduk
di bangku universitas. Bukan itu tujuan predikat ‘mahasiswa’ disandangkan pada
kita saat ditanya siapa. Kita yang terlalu idealis untuk terjerumus dalam
pergaulan yang galau. Bersemangatlah untuk hal baru yang lebih menjanjikan masa
depan, tinggalkanlah mereka yang hanya bisa menggalau. Kita terlalu canggih
untuk urusan sepele yang bahkan terkadang menjerat langkah untuk bertindak.
Jangan biarkan diri kita terjebak lebih dalam, negara berharap banyak pada
kita.
Sekeping cerita tentang kita yang
akan menjadi pandangan untuk terus berbenah dan berbenah. Kita memang harus
memilih dan menjadi yang terbaik bukan lah pilihan, itu adalah harga mutlak
yang Tuhan berikan saat nama kita berada diantara deretan orang-orang pilihan
yang berhasil melewati jalur paling riskan setelah masa putih abu-abu.
Bersyukurlah. Mahasiswa adalah lentera harapan bangsa. Para pemimpin dan
penggerak masa depan negara. Kita yang akan menggantikan bapak Presiden RI
berpidato di depan delegasi asing, kita yang akan menggantikan para bapak dan
ibu yang bergelar Profesor untuk menjadi perancang teknologi paling canggih,
kita yang akan meramaikan dunia dengan semangat perubahan yang lebih baik dan
kita yang akan menjadi tua dengan bahagia karena telah berhasil menemukan nama
kita sendiri pada daftar tokoh yang paling berdedikasi. Bersemangatlah, dunia
butuh campur tangan kita. (bemfmipaunp.blogspot.com
Dipublikasikan Oleh : HMJ Biologi UNP
Terimakasih telah membaca artikel tentang Cerita Tentang Kita, Mahasiswa Oleh Admin, Anda diperbolehkan mengcopy-paste atau menyebar-luaskan artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya :
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !